SEBUAH CERITA INSPIRASI QADHA DAN QADAR

GAGALNYA MALAIKAT MEMASUKAN MANUSIA KE DALAM NERAKA
SEBUAH CERITA INSPIRASI QADHA DAN QADAR
Konon di alam yang kita belum pernah tahu apalagi menikmati, manusia telah berbaris dihadapan para hamba yang selalu taat tak pernah ingkar, tak memiliki rasa cemburu, tidak bersaing mencari pengaruh penguasa, selalu benar dalam tindakan dan semua kebaikan ada padanya.
Namun saat itu ada salah satu mahluk yang dulunya pernah dikatakan diadukan para malaikat kepada penguasa “Tuan kenapa Kau akan menciptakan mahluk yang akan menumpahkan darah” gitu kira kira bentuk aduannya dan iblispun tidak mau tunduk pada mahluk ini yang katanya lebih rendah asal-usulnya mungkin juga kampong dan beda alirannya heheheh .
Singkat cerita si mahluk ini mati, dan setelah sekian lama menanti kebangkitan setelah kiamat dan ia telah bosan dengan keadaan kubur yang begitu sempit gelap, siksaan atau nikmat yang katanya tidak seberapa jika dibandingkan dengan kenikmatan surge, bagaimana mungkin lebih nikmat jika kita hanya dapat memandang tanpa bisa menikmati, konon katanya karena penulis juga belum pernah kesana kita di kubur baru dapat melihat belum dapat menikmati seutuhnya bagai kita baru melihat si dia saja sudah nikmat apalagi dapat bersama mereguk air surgawi (JAGA HAYALANNYA JANGAN MACAM2 YA YANG BELUM NIKAH HEHEHE).
Oke kata tukul kita kembali ke laptop hehehehe
Datanglah waktu yang telah ditetapkan tuhan malaikat Isroil telah bekerja sesuai dengan perintah dan waktu yang tepat maka sangkakala telah ditiup maka seketika “KIAMAT” dating gunung yang merupakan pasak bumi pun melayang hancur bagai anai-anai bumi dan segala isinya hancur luluh apalagi kuburannya para manusia sudah pasti ikut tiada hancur langit juga hancur dan semua yang hidup mati tanpa kecuali semoga kita tidak mendapati keadaan tersebut , semoga kita diselamatkan dari zaman tersebut, ibu hamil akan keguguran tiap manusia sibuk dengan urusannya sendiri semoga Rosulullah mau melihat kita, mau menjadikan kita umatnya, Ya Rosulullah safaati kami dikala hanya enkau dan Allah Swt yang dapat mensafaati, lihatlah kami ya Rosulullah, janganlah kau palingkan pandanganmu pada kami, raih tangan-tangan kami dalam badai yang tak ada pegangan kecuali safaat enkau, tak akan dapat kami mengandalkan amal kami safaati kami ya rosulullah ampuni kami ya Allah amin.
Sangkakala kedua telah ditiup maka bangkitlah semua yang mati, tapi darimana ya dari kubur atau darimana ya bangkitnya ???? bukankah tadi waktu kiamat buminya ,karena kuburnya di bumi sudah tentu hancur pula heheh, sabar ya bukan disini tempatnya untuk bahas masalah itu, insya allah nanti semoga Allah memberikan keluasan pada penulis nanti kita sambung masalah itu atau yang penasaran boleh dating ke depok hehehe.
Kita singkat lagi ceritanya maka manusia dan jin berbaris berdasarkan imamnya masing ada yang beimam pada para nabi dan rosul, ada yang berimam dengan syetan atau iblis, dihadapannya tealah ada timbangan hehehe ya sementara ini kita pikirkan timbangan beras dech atau nanti sesi sendiri juga apa timbangannya seperti timbangan beras atau tidak heheh, maka si ableh tokoh yang suka ngeyel inipun mendapat gilirannya ditimbang amalnya, maka betapa kagetnya karena ternyata amal baiknya kurang banyak, karena kurang itulah maka dating malaikat yang serem sekali menyeretnya, maka terjadilah perdebatan yang membuat malaikat kali ini gagal mengeksekusi mahluk kurang amal ini ke neraka :
Si ableh == Tuan malaikat kenapa kau seret aku? mau kau bawa kemana aku ini?
Malaikat == Maka malaikat menjawab dengan muka yang semakin seram, Karena kamu amalnya kurang dan kamu akan saya bawa ke neraka.
Si Ableh ==Apakah anda wahai malaikat tidak tahu atau pura-pura tidak tahu kalau semui ini sesungguhnya karena memang Allah telah Takdirkan Allah SWT. Bukankah Allah SWT adalah 'Alim (Zat Yang Maha Mengetahui) tentang segala yang telah dan akan terjadi secara azali (sejak permulaan zaman); tak sesuatu pun tersembunyi bagi Allah dan Ilmu-Nya yang azali. Dari segi lainnya pula, ilmu Allah tidak mengalami perubahan ataupun pertentangan dengan yang telah terjadi. Karena itu, suatu kejadian tidak mungkin berubah bentuk menjadi sesuatu lainnya, sebab perubahan seperti itu bertentangan dengan kesempurnaan dan kelengkapan Zat Wajibul Wujud (yakni Allah SWT). Tidak mungkin pula pengetahuan-Nya, sejak azali, bertentangan dengan apa yang terjadi, sebab yang demikian itu berarti bahwa pengetahuan-Nya itu bukan pengetahuan, melainkan ketidaktahuan (kebodohan). Ini pun berlawanan dengan kesempurnaan dan kelengkapan Wujud yang mutlak berarti bahwa semua peristiwa dan kejadian di alam ini harus berlangsung dengan cara yang bersesuaian dengan ilmu (pengetahuan) Allah, secara terpaksa dan deterministis atau jabariah karena
a. Allah Maha mengetahui segalanya;
b. ilmu Allah tidak dapat tersentuh perubahan dan tantangan.
Bahwa ilmu Ilahi adalah ilmu yang aktif dan positif, yakni pengetahuan yang merupakan sumber dari segala yang diketahui; bukannya pengetahuan yang reaktif dan pasif, yakni pengetahuan yang memperoleh esensinya dari esensi sesuatu lainnya yang diketahui sebelumnya, seperti pengetahuan manusia akan kejadian-kejadian alamiah.
Berdasarkan itu, seandainya seseorang tertentu; menurut ilmu yang azali, akan melakukan pelanggaran maksiat tertentu pada jam tertentu, maka pelanggaran itu pasti terjadi secara deterministis dan terpaksa dan dengan cara seperti yang telah ditentukan itu. Tak ada kemungkinan bagi si pelaku tersebut untuk mengubahnya ke dalam bentuk yang lain, bahkan tak ada kekuatan apa pun dalam bentuk yang lain, bahkan tak ada kekuatan apapun dalam wujud ini yang mampu mengubahnyaMalaikat== Ente memang pengeyel ayo jalan tetap kamu harusnya masuk neraka karena takdirmu ya dineraka?
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi, dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam suatu kitab sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS 57 : 22) Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata. (QS 6 : 59), Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentnan (qadar) bagi tiap-tiap sesuatu. (QS 65 : 3) Sesungguhnya kami menciptakan segala sestiatu menurut qadar (ukuran). (QS 54 : 49) Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.(QS 14 :4)
Malaikat == iya karena takdirnya kan memang seperti itu.kan kalian tidak tahu apa takdir tuhan.
Si Ableh== Tuan malaikat yang saya hormati dulu waktu saya hidup di dunia, saya pernah mendengar Hadis arbain an nawawi bahwa setelah janin berumur 120 hari maka Allah telah menetapkan Umurnya, rejekinya, jodohnya, baik buruknya gitu tuan kurang lebihnya dan lagi bukankah ketidaktahuan saya kan karena takdir juga tuan, jadi sebenarnya saya dan yang lainnya hanyalah menjalankan takdir Tuhan saja tuan malaikat? Jadi ya jangan gitu donk tuan kata Al quran nih !! ayo tunjukan kalau kamu memang benar, masak tuan malaikat main seret aja, kasiyan yang lain yang kayak saya tuan, apakah tuan juga akan memasukan ulama yang adil ke dalam neraka hanya gara-gara telah di takdirkan tuan?
Malaikat== Dasar pengeyel ayo jalan, apa harus saya seret… lebih keras lagi nih.
Si Ableh== ya Tuan harus tunjukan dulu doank tuan kan memang kata al quran seperti itu, jadi tunjukan dulu kenapa saya harus masuk kedalam neraka tuan.
Demikianlah sekelumit cerita yang penuh dengan singkat cerita karena penulis memang tidak mampu menulis yang tebal dengan bahasa yang baik semoga para pemirsa dapat memperbaiki, merenungi dan menjawab eyelan dari si ableh, sehingga kita terjauhkan dari sifat pasrah, apatis dan lain sebagainya sebagai efek kepercayaan qadha dan qadar.
Temen2 heheheh mau edit malas nih jadi
Masukan kritikan dan perbaikan serta editan juga tulisan dari teman2 yang saya harap untuk dapat meramaikan blog kita ini.

Depok 28 April 2011
Adi Wijaya